Header Ads

Iritan, Korosif, Alergen dan Pemeka


LD50, LC50, dan nilai toksisitas lainnya memberikan sedikit panduan dalam menilai risiko korosif, iritan, alergen, dan pemeka karena unsur racun menerapkan efekberbahaya mereka secara lokal.
  • Iritan
Iritan adalah bahan kimia non-korosif yang memiliki efek peradangan (pembengkakan dan kemerahan) pada jaringan hidup karena tindakan kimia di tempat yang mengalami kontak. Berbagai
bahan kimia organik dan anorganik bersifat iritan, seperti silil halida dan hidrogen selenida.
  • Zat Korosif
Zat korosif adalah zat padat, cair, atau gas yang menghancurkan jaringan hidup dengan tindakan kimia di tempat yang mengalami kontak. Efek korosif tidak hanya terjadi di kulit dan mata, tetapi juga di saluran pernapasan dan, bila termakan, di dalam saluran cerna. Zat korosif umum yang sering ditemukan di laboratorium: Amonia, Bromina, Kalsium oksida, Klorin, Kloramina, Asam hidroklorat, Asam hidroflorat, hidrogen peroksida, Metal hidroksida, Asam nitrat, Nitrogen dioksida, Fenol, dan Fosfor pentoksida.
Pembagian zat korosif ini ada 3 : 
  1. Zat padat korosif
  2. Zat cair korosif
  3. Gas dan uap korosif
Zat Padat Korosif
Zat padat korosif mampu larut dalam kulit akibat kelembaban kulit, sehingga mengakibatkan sifat korosif dan panas dan menyebabkan iritasi kulit. Larutan pekat dan slurry zat padat korosif jika terkena kulit mampu menimbulkan luka bakar. Contoh : NaOH, KOH, CaO, tawas (Al2(SO4)3), natrium silikat, fenol, asam trikoroasetat (TCA) dan lain-lain.
Zat Cair Korosif
Zat cair korosif lebih berbahaya daripada zat padat karena bila terkena kulit akan dapat langsung bereaksi menimbulkan kerusakan protein (denaturasi), panas dan gangguan kesetimbangan osmosa pada kulit. Contoh : Asam mineral (asam sulfat, asam nitrat, asam klorida, asam posfat, asam fluorida), Asam organik (asam formiat, asam asetat, asam monokloroasetat, asam fenol sulfonat dan asam oksalat), Pelarut organik (hidrokarbon terklorinasi).
Bahaya zat cair korosif pada kulit dapat merusak protein (denaturasi), panas dan gangguan kesetimbangan osmosa pada kulit. juga berbahaya pada saluran pernafasan karena uap yang korosif menyebabkan gangguan pada paru-paru.
Gas atau Uap Korosif
gas atau uap dari bahan korosif berbahaya bagi kesehatan manusia. Sasaran utama adalah saluran pernafasan paru-paru. Tingkat bahayanya ditentukan dari sifat kelarutan gas tersebut. Uap/gas yang mudah larut (amonia, asam klorida, asam fluorida, Formaldehida dan asam asetat) bahayanya kerusakan saluran pernafasan bagian atas (SPA) dan terasa tangsangan dan sakit pada SPA. Uap/gas kelarutan sedang (Sulfur Dioksida (SO2), Klor (Cl2), Brom (Br2)) bahayanya menyerang SPA maupun bagian dalam bronkhus dan dapat terjadi pembengkakan paru-paru (edema). Uap/gas kelarutan sedikit (NO2, O3, Fosgen) bahayanya bila terhirup terkena langsung paru-paru sehingga masuk ke darah dan mengakibatkan efek sitemik.

  • Alergen dan Pemeka

Alergi bahan kimia adalah reaksi balik sistem kekebalan terhadap bahan kimia. Reaksi alergi semacam itu disebabkan oleh sensitisasi sebelumnya terhadap bahan kimiatersebut atau bahan kimia yang mirip secara struktural. Beberapa reaksi alergi muncul secara langsung, terjadi dalam beberapa menit setelah pemaparan. Syok anafi laktik. Syok anafi laktik adalah reaksi alergi langsung yang parah dan menyebabkan kematian jika tidak ditanganidegan cepat. Reaksi alergi tunda memerlukan waktu beberapa jam atau bahkan beberapa hari untuk berkembang. Kulit adalah tempat yang biasa mengalami reaksi tunda semacam itu, memerah, bengkak, dan gatal bahkan setelah bahan kimia dihilangkan.


Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.